Apa sih yang saya ingin lakukan?
Apa sebenarnya tujuan saya hidup?
Saya ini sebenarnya hidup untuk siapa?
Ah, setelah saya pikir lagi, semua hal diatas ini tidak lebih dari karena tingkat kejenuhan saya terhadap hidup. Karena saya sering merasa, semakin bertambah umur kok saya tidak kemana-mana. Selalu saja berjalan di tempat, bahkan melangkah mundur?
Di usia saya yang sudah menginjak 30 tahun ini, saya merasa saya belum mencapai apapun. Tentunya ini hanya pemikiran saya saja, walau pada kenyataannya seharusnya saya lebih pandai bersyukur. Tidak semua orang bisa memiliki apa yang sama miliki sekarang. Suami yang mencintai saya, rumah saya sendiri, orang tua yang masih lengkap, keluarga yang (insyaAllah) selalu bahagia, jabatan saya sebagai Notaris, dan sebagainya.
Walaupun kantor saya seperti kuburan di malam hari -hanya ada beberapa pengunjung saja yang mungkin ingin mengambil tali pocong ato tanah kuburan untuk jimat(?), saya seharusnya tetap bersyukur atas semua anugerah Allah pada saya. Namun, ada saja yang membuat saya mengeluh. Kantor sepi lah. Tidak ada pemasukan lah. Apalah. Dasar manusia,
Kepala saya juga dipenuhi pertanyaan yang tidak baik seperti, apa sih gunanya saya buka kantor Notaris kalau tidak ada hasilnya? Mengapa juga saya dulu mau saja mengikuti perintah ayah saya untuk bersekolah di jurusan Hukum dan Kenotariatan demi mengejar jabatan Notaris yang sekarang justru terasa membebani saya. Saya ini hidup untuk diri sendiri atau ayah saya sebenarnya?
Yah, pemikiran tolol.
Tentu saja ayah saya hanya memikirkan yang terbaik untuk saya. Sebagai ayah yang memiliki dua anak perempuan dan seorang anak laki-laki, ayah saya ingin saya, anak perempuannya yang pertama untuk memiliki pekerjaan yang tidak membuat saya harus keluar rumah. Sehingga jika saya menikah, saya bisa tetap mengurus rumah, suami dan (insyaAllah) anak saya pun masih bisa bekerja di rumah, di kantor sendiri. Saya tidak harus bekerja pada orang, dan syukur-syukur bisa memberikan pekerjaan pada orang lain sebagai staff di kantor saya. Meskipun belum bisa melakukan itu semua untuk saat ini, saya yakin, bismillah, Allah akan memberikan saya kesempatan untuk melakukan semua impian ayah saya suatu saat nanti.
Nah, berbekal keyakinan baru saya itu saya teteap membuka kantor saya hahahahah
Juga, sekarang saya akhirnya memiliki kegiatan baru selain menunggui kantor Notaris saya yang sepi seperti kuburan (krik!). SAYA BUKA TOKO HAHAHAHAH
Iya, jadi demi membayar listrik dan wifi, saya pun sekarang jadi penunggu toko milik sendiri.
Awalnya ayah saya mengatakan, apakah saya tidak malu untuk menjaga toko? Berjualan benda-benda kebutuhan rumah tangga, telur dan sebagainya.
Pertanyaan yang aneh.
Untuk apa malu yah. Orang bukan jadi maling. Kalau jadi maling, apalagi maling uang negara itu yang seharusnya malu, iya gak? wkwkwk
Hari ini, usia toko saya baru 29 hari, dan ternyata menjadi penjaga toko sendiri itu menyenangkan. Cuma tinggak duduk, sambil baca buku ataupun menulis blog seperti sekarang pun bisa. Jika ada orang ingin membeli sesuatu, dilayani dengan penuh senyum, lalu lakukan lagi kegiatan menunggu pembeli sambil membuat makanan, membaca buku, menulis, bahkan tiduran sambil menonton video di kanal youtube. Semua bisa dilakukan. Santai, namun tetap bermanfaat.
Penampakan Toko saat awal buka |
Tenang saja. Toko dan kantor saya kan berada di rumah saya. Jika ada suara bel tanda ada tamu di kantor, saya tinggal berjalan cepat ke ruangan sebelah untuk memberikan pelayanan hukum sesuai dengan kode etik yang dipegang jabatan saya, hehe.
Alhamdulillah ya Allah...
Karena walau banyak cobaan yang engkau berikan sebagai rasa sayangmu padaku, engkau masih memberi kesempatan untuk saya agar lebih pandai bersyukur atas setiap nikmat yang enggak berikan pada saya dan keluarga.
Jangan lelah mendengar keluh kesah hambamu ini, karena namanya juga manusia, kadang suka khilaf, hihi :)
Saya akan semangat!
Mulai sekarang akan mengisi kembali blog ini, sambil mengisi waktu luang kala menjaga toko. Semoga saya niat saya untuk kembali rajin menulis ini tidak berhenti di tengah jalan yah. Hahaha
Salam hangat,
Ikat Rina
No comments:
Post a Comment