Monday, July 17, 2017

[Curhat?] Bullying bisa terjadi pada siapa saja? True.

Oke, jadi disini saya ingin menulis tentang masalah yang belakangan sering ditanyakan orang pada saya, terutama dari kalangan teman-teman saya yang sampai saat ini masih belum dipertemukan dengan jodohnya alias 'masih sendiri.

"Kok bisa sih elu nikah, kat?"

Nah, itu.
Pertanyaan yang tidak pernah saya pikir akan ditanyakan orang pada saya itu tiba-tiba saja dilemparkan oleh beberapa orang. Bahkan teman dekat saya juga berkata : "Gue gak nyangka elu bakalan nikah."

Saya sendiri tidak mengerti maksud dari mereka menanyakan dan mengatakan hal tersebut diatas. Yah, saya anggap saja sebagai murni datang dari rasa penasaran mereka tentang bagaimana orang keturunan beruang ini bisa mendapatkan jodoh dari spesies manusia.

Iya, tau, gak lucu.


Tapi justru saya lho yang merasa lucu disini. Bukan, bukan karena statemen saya soal turunan beruang diatas, namun pada dasarnya saya sendiri pun masih belum percaya bahwa saya sudah menikah.

Mari kita flashback dulu ke zaman dimana saya masih menjadi korban bullying karena ukuran badan saya ini.

Yap, saya ini adalah salah satu dari korban bullying sejak masih kecil -usia, bukan kecil dalam arti ukuran badan karena saya tidak pernah ''kecil". Saya sudah memiliki tubuh yang gendut sejak bayi.

Ketika saya lulus SD, jika saya tidak salah ingat, berat badan saya sudah mencapai 60kg. Berat terbesar saya adalah ketika lulus SMA dan akan memulai masa kuliah, yaitu 123kg.

Saya dulu tidak pernah mengenal yang namanya make-up, tidak juga punya ponsel yang memiliki kamera canggih untuk mengambil gambar dengan aplikasi kecantikan yang bisa merubah wajah sedemikian rupa. Saya juga tidak memilik baju bagus dikarenakan ukuran saya yang tidak seperti manusia 'normal' sehingga saya hanya bisa memakai baju yang kebetulan saja memiliki ukuran saya yang extra ini (sebagian di jahitkan oleh ayah).

Saya memakai baju yang sama hampir setiap minggu.

Saya dikelilingi oleh orang-orang yang baik, namun juga tidak sedikit yang baik itu memiliki dua wajah -bahkan lebih. Mereka yang berkata mereka adalah 'teman' saya, namun menjadikan saya bahan lelucon ketika tidak bersama saya.

Tidak sedikit pula yang dengan terang-terangan memanggil saya dengan sebutan 'bom-bom', nama yang diambil dari karakter adik Marshanda di serial BIDADARI. Banyak juga yang menyebut saya dengan sebutan gembrot, gajah, kuda nil, dan nama hewan lain yang berukuran besar.

Hal ini yang membuat saya menyadari, jika saya menunjukkan saya sedih atau keberatan dengan sebutan mereka, justru membuat mereka semakin merendahkan saya dengan mengatakan "Halah, bercanda gini aja udah tersinggung. Gak seru kamu kat. Gak usah temenan sama Ikat lagi." dan sebagainya.

Maka dari itu sebelum mereka mengejek saya, saya mengejek diri saya sendiri dengan menyebut diri saya gendut, gembrot, panda, hingga beruang. Paling tidak dengan begitu saya tidak perlu mendengar suara mereka yang tertawa setelah melayangkan ejekan itu pada saya. Sakit rasanya namun tidak sesakit jika mereka melakukannya. Walaupun tetap sakit.

Sejak saat itu, tidak ada lagi teman yang berani mengejek saya secara langsung namun mereka menjadi terbiasa memanggil saya dengan ''Ikat si beruang", saya meng-amini saja. Semoga nantinya saya benar menjadi orang yang ber-UANG. #Amin

Menginjak bangku kelas 3 SMA, saya menyadari bahwa berat badan saya sudah semakin tak terkendali. Yah, saya memang malas berolahraga karena ketika saya lelah, saya akan sesak nafas. Sebagian dari itu adalah alasan saya untuk membenarkan tindakan saya yang bermalas-malasan dan makan berlebihan.

Saya mulai tidak memikirkan semua itu ketika berada di kampus. Tidak ada yang membangunkan saya pagi buta untuk olahraga karena saya tinggal di kos, tidak ada yang menegur ketika saya makan seperti yang sering dilakukan ibu ketika di rumah. Saya bebas.

Tapi coba bayangkan, mahasiswi berbobot 123kg, tidak memakai polesan di wajah bulat berdagu ganda(?), berkulit hitam dan berminyak, dengan senyum antagonis, berjalan di sekitar anda. Wah, Ilfill alias ilang feeling kan?

Begitu pula yang mungkin dirasakan teman-teman saya. Kecuali sahabat-sahabat saya yang sampai saat ini masih berhubungan baik dengan saya seperti geng Tomoto Girls dan D'Gokilz.

Saya tidak pernah memajang status hubungan saya di laman bukumuka ataupun media sosial lain, sehingga mungkin (lagi) teman-teman saya menganggap saya tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis. Tapi bisa di cek, saya pun memiliki sedikit pengalaman dalam menjalin kasih dengan lawan jenis.

Saya bukan TIDAK LAKU seperti yang anda-anda semua pikirkan.

Sehingga ketika calon suami saya memajang foto undangan pernikahan kami, teman-teman saya di laman bukumuka heboh. Mereka semua tidak percaya bahwa nama yang ada di undangan it adalah saya. Bahkan setelah saya share foto dari calon suami saya itu pun, masih banyak yang sulit mempercayainya.

Sekarang saya sudah menikah selama 7 bulan. Saya pun telah mengalami yang namanya keguguran di bulan keempat saya menikah. Teman-teman saya pun mengetahui hal ini. Namun tanpa diduga masih ada yang mengirim pesan dan berkata bahwa mereka masih belum percaya saya menikah.

Mengapa?

Sebegitu sulit kah membayangkan ada seorang pria yang dengan tulus ingin mencoba mencintai saya?

Apakah karena anda yang cantik, langsing, putih, itu belum juga mendapatkan pasangan yang tepat?

Saya menulis ini karena saya ingin memohon (jika anda-anda yang saya tulis disini sudi membaca) untuk berhenti mengatakan hal itu pada saya. Anda melakukan apa yang orang lain tanyakan kepada saya dengan maksud menyakiti saya. Seperti : Kapan hamil lagi? Kok belum hamil juga sudah 7 bulan nikah?

Semua pertanyaan itu membuat saya sakit hati. Semuanya.

Ketika saya tidak pernah menyinggung hidup anda, mengapa anda justru berminat sekali pada hidup saya? Saya tidak menyinggung status anda yang masih gonta ganti pacar setiap bulan itu bukan karena saya tidak tahu, namun saya menghormati anda. Jadi tolong lha hormati saya juga dengan tidak mengatakan bahwa masih sulit untuk anda percaya saya sudah menikah.

IYA, SAYA SUDAH MENIKAH. SAH.

Cukup percaya itu dan diamlah.

>Saya menulis ini juga terdorong kasus pembully-an mahasiswa berkebutuhan khusus di kampus Gunadharma. Saya ingin mengatakan mahasiswa masih bisa membully seperti itu meski sudah menjadi MAHASiswa. Wong yang sudah bergelar 2-3 buah juga masih bisa melakukan bullying dengan cara verbal kok.<

STOP BULLYING!
STOP KEPO KEHIDUPAN ORANG.
STOP MEMPERGUNAK MULUTMU UNTUK HAL YANG BUKAN HAKMU.
STOP GANGGU HIDUP SAYA!

*Emosi*

A/N : Maaf jadi menulis hal serius seperti ini :(             

1 comment:

  1. Bullying bisa terjadi pada siapa saja. True banget. nggak cuma orang gemuk, orang kurus, orang botak,orang tua maupun orang muda. semua bisa kena bullying. Dan tentu saja semua orang juga bisa melakukan bullying sadar maupun ga sadar, sengaja maupun enggak. Makanya kita perlu jaga lisan itu bener. Nggak semua orang bahagia, nggak semua orang juga susah. kita semua hidup biasa2 aja. Kita semua perlu saling menjaga perasaan sesama manusia.

    Selamat ya mbak untuk kehamilannya, dan turut berduka atas kegugurannya. semoga kehamilan berikutnya bisa lancar-lancar saja. nggak perlu merasa tertekan dengan ekspektasi masyarakat, toh semua akan indah pada waktunya.

    Tetap semangat !!!

    ReplyDelete